
Kisah Pamelia – perempuan asal Australia yang mengeluhkan ukuran payudara yang tak berhenti tumbuh dan terus membesar, viral di media sosial.
Sekitar 2019, dia menyadari bahwa https://www.aa-tv.com/ payudaranya terus tumbuh saat bra yang sehari-hari dipakainya terasa sesak. Dilansir dari New York Post, perempuan berusia 27 tahun itu mencatat, ukuran branya naik tingkat dari cup J menjadi cup M.
“Awalnya menyenangkan dan menarik untuk melihat seberapa banyak payudaraku tumbuh, tetapi baru-baru ini saya menjadi tidak nyaman, dan saya berharap memiliki payudara berukuran normal,” kata Pamelia kepada SWNS. Akibat ukuran payudaranya yang terus membesar, dia mulai menderita sakit punggung parah.
Didiagnosis gigantomastia
Pamelia kemudian dirujuk ke ahli bedah pada Maret 2022 dan didiagnosis penyakit langka bernama gigantomastia. Gigantomastia adalah kondisi yang sangat langka dan tidak dipahami dengan baik yang menyebabkan pertumbuhan jaringan payudara yang cepat dan berlebihan.
National Center for Advancing Translational Sciences mengatakan, penyakit ini dapat menyebabkan mastalgia (nyeri payudara), ulserasi atau infeksi, masalah postur, nyeri punggung dan cedera traksi kronis pada saraf interkostal yang mengakibatkan hilangnya sensasi puting susu. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan hormonal, obat-obatan dan penyakit autoimun.
Namun, penyebab penderitaan Pamelia saat ini tidak diketahui. Dari pemeriksaan medis, Pamelia juga menderita sindrom ovarium polikistik (PCOS). Ia menjalani tes untuk melihat apakah kedua kondisi tersebut berhubungan, tetapi belum diberikan penjelasan untuk kondisinya. “Sangat tidak nyaman, payudara itu sangat berat, dan saya bisa sangat kesakitan,” katanya.
Teriksa karena Pertumbuhan Payudara
Namun, lama kelamaan dirinya justru bekeluh kesah karena ukuran payudaranya tak berhenti bertambah. Akibatnya, ia sering mengeluh sakit punggung.
“Awalnya menyenangkan dan menarik untuk melihat seberapa banyak mereka tumbuh, tetapi baru-baru ini saya menjadi tidak nyaman, dan saya berharap memiliki payudara berukuran normal,” kata Pamelia dikutip dari NY Post. Wanita Australia ini dirujuk ke ahli bedah pada Maret 2022 dan didiagnosis mengalami gigantomastia.
Tentunya, kelainan gigantomastia ini cukup jarang didengar masyarakat umum. Gigantomastia atau dikenal juga engan makromastia dan hipertrofi payudara adalah kondisi langka pada wanita yang menyebabkan payudara menjadi terlalu besar.
Kasus gigantomastia yang dilaporkan di Amerika Serikat hanya berkisar 300 kasus, serta belum terdapat laporan kasus gigantomastia di Indonesia.
Baca Juga : Mantan Karyawan Jhon LBF Membongkar Identitas Asli
Proses pembesaran payudara pada kasus gigantomastia biasanya berlangsung sangat cepat dan membesar secara tidak proporsional.
Kecepatan dari pertumbuhan payudara dapat bervariasi, dimulai dari jangka waktu beberapa minggu bahkan ke beberapa tahun. Jaringan payudara tidak berhenti tumbuh ini biasanya jinak dan bukan merupakan indikasi dari jaringan kanker.
Gigantomastia dapat terjadi pada masa pubertas, kehamilan, atau akibat pengobatan tertentu. Pada beberapa kasus, hal ini dapat terjadi secara spontan serta tidak diketahui penyebabnya. Penyebab pasti dari gigantomastia masih belum diketahui.
Namun, para ilmuwan menyebutkan bahwa gigantomastia memiliki hubungan dengan kondisi sebagai berikut:
– Perubahan hormon (contohnya pada saat pubertas dan kehamilan)
– Pengobatan tertentu (misal dengan penicillamine atau bucillamine)
– Kondisi autoimun seperti lupus atau arthritis
– Obesitas ekstrem
– Faktor genetik.
Gigantomastia dapat menyebabkan masalah seperti:
1. Nyeri leher dan punggung.
2. Ketidakmampuan untuk berjalan, berlari atau berolahraga.
3. Infeksi pada kulit di sekitar area bra.
4. Nyeri di payudara.
5. Masalah menyusui (menyusui).
6. Kulit gatal atau meradang.
Selain gejala fisik ini, payudara yang sangat besar dapat menyebabkan masalah emosional dan sosial seperti depresi, kecemasan, atau citra tubuh yang buruk.
Tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko berkembangnya gigantomastia. Para peneliti tidak sepenuhnya yakin apa penyebabnya. Namun, pastikan tetap menjaga pola hidup sehat.
Misalnya, konsumsi makanan dengan gizi seimbang, mencukupi kebutuhan cairan sehari – hari dengan minum air putih 1.5 hingga 2 liter per hari, melakukan olahraga rutin seminggu 3 hingga 5 kali dengan durasi minimal 30 menit.
Perjuangan Pamelia
Selain rasa sakit fisik, payudara besar Pamelia juga menyebabkan masalah kesehatan mental karena dia kesulitan menemukan pakaian yang membuatnya merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Ia mesti menghadapi tatapan dan penilaian dari orang asing.
“Saya kesulitan menemukan pakaian yang sesuai dengan payudara saya, dan akhirnya saya hanya mengenakan kaus kebesaran,” ujar Pamelia. “Pakaian yang nyaman untuk wanita berpayudara besar itu stoknya sangat terbatas, terutama jika Anda tidak ingin belahan dada Anda terlihat,” lanjut dia.
Perasaan tidak nyaman muncul ketika Pamelia pergi ke luar rumah. Ia merasa orang-orang menatapnya dengan tatapan aneh karena memiliki payudara sebesar itu. “Jadi saya cenderung tinggal di rumah, kesehatan mental saya terganggu,” ucap Pamelia. Selain itu, Pamelia juga mencoba menurunkan berat badan, tetapi payudaranya masih terus membesar saat berat badannya turun beberapa kilogram. Langkah selanjutnya adalah menjalani operasi pengurangan payudara.
Ibu satu anak ini bermimpi untuk memiliki bayi lagi, tetapi dokter menyarankannya untuk menunggu sampai ia selesai menjalani prosedur pengecilan payudara. Ada kemungkinan payudaranya bisa tumbuh kembali ke ukurannya saat ini setelah pengecilan, tetapi Pamelia tetap ingin melepas rasa sakit dari punggungnya.
Mendapat dukungan positif warganet Kondisi gigantisme yang dialami Pamelia ini kemudian diceritakannya ke media sosial pada Januari 2023. Pamelia telah mengumpulkan banyak pengikut di media sosial dan menggunakan platformnya untuk menyebarkan kesadaran akan kondisinya yang langka dan disalahpahami.
Tagar #gigantomastia telah tercatat sebanyak 21,5 juta di TikTok. Sebagian berkat video Pamelia yang viral. Dia mengatakan bahwa reaksi online secara keseluruhan sangat positif dan banyak wanita berbagi pengalaman mereka telah menjalani operasi pengurangan payudara.
“Tentu saja, Anda mendapatkan komentar kasar yang aneh, tetapi sebagian besar, saya merasa itu membuka mata orang-orang tentang apa itu gigantomastia,” katanya. “Saya ingin orang-orang melakukan penelitian sebelum memberikan pendapat tentang penampilan saya. Tidak nyaman dan Tidak mudah untuk memiliki gigantomastia,” sambung dia.