Harga Minyak Mentah Dunia Terus Meningkat Hingga 1%

Jakarta – Harga minyak mentah sedikit tinggi di akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena pemerintahan Amerika Serikat https://www.aa-tv.com/ memprediksi rekor konsumsi minyak bumi global tahun depannya dan dolar AS melayang-layang di status paling rendah 7 bulan.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengangkutan Februari tinggal 49 sen atau 0,6 % semakin tinggi pada 75,12 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengangkutan Maret terangkut 45 sen atau 0,6 %, jadi ditutup pada 80,10 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Konsumsi global bahan bakar cair diprediksi akan capai 102,dua juta barel setiap hari pada 2024, khususnya didorong oleh perkembangan di beberapa negara seperti India dan China, yang menggambarkan trend dalam kegiatan ekonomi, kata Tubuhi Info Energi AS (EIA) dalam Prospect Energi Periode Pendek-nya.

Tubuh Info Energi AS (EIA) meramalkan harga minyak mentah akan turun terus sebagai karena bertambahnya stok minyak global sepanjang 2 tahun kedepan yang melebihi tingkat konsumsi.

Dalam laporan Prospect Energi Periode Pendek (STEO) Januari yang di-launching EIA, disebut produksi global bahan bakar cair akan capai rerata 102,delapan juta barel setiap hari pada 2024. Angka itu naik dari 100 juta barel setiap hari pada 2022, didorong oleh perkembangan besar dalam produksi non-OPEC.

Walau demikian, di awal tahun 2023 masih tetap ada ketidakjelasan suplai minyak Rusia. Ditambah lagi konsumsi global bahan bakar cair akan bertambah dari rerata 99,empat juta barel setiap hari pada 2022 jadi 102,dua juta barel setiap hari pada 2024, karena itu ada peluang harga minyak mentah akan berfluktuasi.

Lebih jauh, EIA memaparkan ada kekuatiran mengenai keadaan ekonomi global dan kelonggaran limitasi Covid-19 di Cina. Mengakibatkan, muncul ketidakjelasan hasil dari prediksi keinginan negara itu.

Secara eksklusif EIA memprediksi harga minyak mentah tipe Brent ada di range US$ 83 per barel pada 2023. Angka ini turun 18 % dari 2022, dan turun terus jadi US$ 78 per barel pada 2024 karena stok minyak global semakin.

Dalam pada itu, harga bensin akan turun karena margin penyulingan grosir dan harga minyak mentah turun. Laporan itu memprediksi margin penyulingan bensin AS turun 29 % pada 2023 dan 14 % pada 2024 dan membuat harga bensin ketengan rerata sekitaran US$ 3,3 per galon pada 2023 dan US$ 3,1 per galon pada 2024.

Adapun margin penyulingan AS untuk solar diprediksikan turun 20 % pada 2023 dan sejumlah 38 % pada 2024. Dalam perhitungan EIA, diprediksi harga solar ketengan rerata sekitaran US$ 4,2 per galon pada 2023 atau turun 16 % dari 2022, dan turun terus pada 2024 hingga rerata dekati US$ 3,7 per galon.

EIA memperkirakan rerata harga spot gas alam Henry Hub sedikit kurang dari US$ 5 per juta unit termal Inggris (MMBtu) pada 2023. Harga itu anjlok nyaris 25 % dari tahun kemarin, karena konsumsi lokal turun dan export gas alam cair (LNG) masih tetap relatif datar.

Baca Juga : Sarwendah Angkat Suara Mengenai Berita Viral Dengan Betrand Peto

Sementara di tahun 2024, harga gas alam akan balik rerata sedikit di bawah US$ 5 per MMBtu, karena produksi gas alam kering melewati kenaikan export LNG yang dibuat dari kenaikan kemampuan export LNG. Laporan itu memprediksi produksi gas alam AS di daerah Permian dan Haynesville akan bertambah dengan selesainya peluasan infrastruktur pipa pada 2023 dan 2024.

Disamping itu, EIA memprediksi jika pangsa pembangkit listrik AS dari batu bara akan turun dari 20 % pada 2022 jadi 18 % pada 2023 dan 17 % pada 2024. Sebagai ganti rugi, pangsa pembangkit listrik tenaga surya dan angin rasio utilitas kombinasi akan naik dari 16 % pada 2023 jadi 18 % pada 2024.

Harga minyak Brent naik 8,6 % pada minggu ini. Sementara harga minyak WTI naik 8,4 %. Peningkatan pada minggu ini tutupi mayoritas rugi yang sudah diciptakan pada minggu awalnya.

Index dolar AS melorot ke tingkat paling rendah dalam lebih dari 7 bulan, satu hari sesudah data memperlihatkan inflasi turun pada Desember untuk pertamanya kali di dalam 2,lima tahun. Pengurangan angka inflasi ini memberikan keinginan ke Bank Sentra AS akan perlambat peningkatan suku bunga.

Pelemahan dolar AS condong tingkatkan keinginan minyak mentah, karena pengurangan nilai ganti dolar AS akan membuat harga minyak tambah murah untuk konsumen yang menggenggam mata uang lain.

Pembelian minyak mentah Tiongkok belakangan ini dan kenaikan jalan raya jalan di negara tersebut memacu keinginan perbaikan permintaan di ekonomi paling besar ke-2 di dunia itu sesudah pembukaan kembali perbatasannya dan kelonggaran limitasi Covid-19 sesudah protes tahun kemarin.

Riset UBS Giovanni Staunovo menjelaskan, semuanya orang menyaksikan tanda mobilisasi Tiongkok dan ke arah atas, memperlihatkan perbaikan permintaan minyak dan memberikan dukungan harga. “Hal selanjutnya yang perlu jadi perhatian ialah bila ini ditranslate jadi import minyak mentah Tiongkok yang semakin tinggi apabila tubuh energi (IEA, OPEC) mengoreksi prediksi keinginan (kwartal pertama) mereka,” kata Staunovo.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *