Gerombolan Cerulit Menyerang Kota Semarang

Jakarta – Gerombolan bercelurit menyerang warga di kompleks Pasar Dargo, Kota Semarang, hingga mengakibatkan lima orang terluka. Seorang saksi inisial S menceritakan detik-detik kejadian tersebut.

Penyerangan itu terjadi https://www.aa-tv.com/ di kompleks ruko kawasan Pasar Dargo, Semarang, Minggu (22/1) pukul 02.30 WIB. Gerombolan bercelurit menyerang beberapa tempat termasuk salah satu tempat karaoke yang ada di sana.

“Kejadiannya tahu-tahu ada orang banyak itu bawa senjata tajam, kita nggak tahu-menahu to sabet-sabet nggak karu-karuan, masuk ke room depan juga ke karaoke depan,” kata S saat ditemui di sekitar lokasi, Senin (23/1/2023).

Segerombolan remaja bersenjata tajam melakukan penyerangan di sebuah rumah di Jalan Candisari Raya Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari Kota Semarang pada Minggu (15/1) pagi.

Aksi penyerangan itu viral di media sosial. Dalam video yang beredar, tak hanya membawa celurit, para pelaku penyerangan juga membawa bendera PDIP Perjuangan, yang kemudian ditinggalkan di lokasi.

Arya Dimas, salah satu saksi mata kejadian itu mengatakan, saat peristiwa itu terjadi ia sedang berada di dalam rumah. Dan tiba-tiba salah satu rekannya yang bernama Rian lari memasuki rumah.

“Saya masuk sebentar, mau ambil uang. Rian itu kan posisinya ada di depan rumah, tiba-tiba Rian lari masuk ke dalam rumah, di belakangnya banyak orang bawa senjata tajam,” ujar Arya, Minggu (15/1) sore.

Beruntung, Rian berhasil lolos dari kejaran para pelaku. Meski, ada 5 hingga 6 orang yang berusaha merangsek hingga masuk ke dalam rumahnya.

“Ada sekitar 5 sampai 6 orang berusaha masuk. Saya, bapak, kakak, dan Rian, menahan pintu. Para pelaku menggedor gedor pintu sambil merusak pakai celurit,” jelas dia.

Atas kejadian tersebut, pintu rumah milik Arya mengalami kerusakan. Motor milik Rian juga rusak karena menjadi sasaran keberingasan pelaku.

“Orang-orang itu berusaha masuk dengan membacok-bacok pintunya. Lalu pas pergi, motornya Riyan dirusak dipecahin semua,” ungkapnya.

Kapolsek Candisari, Iptu Handi Kristanto menduga penyerangan ini dipicu kesalahpahaman. Saat itu, korban berniat memanggil salah satu orang yang ada di gerombolan tersebut.

“Kan dipanggil itu sesuai dengan videonya, kemudian yang di belakang itu kan merasa diteriakin ‘woy’ apa gimana gitu sehingga ada yang putar balik terus terjadi salah paham seperti itu,” imbuh Handi.

Handri memastikan, bendera parpol yang dibawa para pelaku, diambil tidak jauh dari sekitar lokasi penyerangan.

“Jadi, bendera-bendera berwarna merah itu, diambil dari tidak jauh dari lokasi penyerangan. Hal itu, Kami ketahui dari tracking yang dilakukan tim di lapangan. Berdasarkan CCTV juga para pelaku itu mengambil beberapa atribut parpol untuk melakukan penyerangan,” kata Handri.

Baca Juga : Pria Tewas Penuh Luka Sayat Di Cimanggis, Depok

S menyebut gerombolan itu merupakan para pemuda dan diperkirakan berjumlah lebih dari 15 orang. Hampir semuanya membawa celurit. S melihat gerombolan itu lebih dulu menyerang orang-orang yang nongkrong di daerah tersebut.

“Nggak tahu kayaknya nggak ada target, jadi ada yang nyasar dari mana langsung masuk ke sini bawa senjata tajam,” lanjutnya.

Penyerangan juga berlangsung sebanyak tiga kali. Gerombolan bercelurit itu sempat pergi dan tak lama kembali menyerang sebanyak tiga kali.

“Pertama kan pergi, pembacokan kedua pergi, polisi datang, polisi pergi, mereka datang lagi, yang ketiga tapi nggak ada korban,” imbuh S.

Kejadian itu kemudian viral usai rekaman CCTV penyerangan di Pasar Dargo diunggah di media sosial. Saat ini, polisi sudah mengamankan delapan orang atas kejadian tersebut.

“Sementara diamankan delapan orang. Masih dilakukan pemeriksaan dan pengembangan,” kata Wakasat Reskrim Polrestabes Semarang AKP Andryansyah saat dimintai konfirmasi hari ini.

Dirinya menyebut ada lima orang korban atas kejadian itu. Dua orang dirawat dan tiga orang menjalani rawat jalan.

“Ada lima orang (korban), tiga rawat jalan di RS Panti Wilasa, dua orang dirujuk ke RSUP Dr Kariadi. Luka kebanyakan lengan dan bahu belakang,” jelasnya.

Para pelaku membacoki pintu rumah dengan senjata tajam.

Menurut keterangan Arya Dimas, penyerangan itu terjadi ketika dirinya pulang dari bermain bersama Rian, anaknya. Tak berselang lama, melintas gerombolan pelaku di depan rumahnya. Para pelaku lalu berhenti dan menyerang Rian yang sedang duduk di atas motor.

“Saya sama Rian pulang main. Saya lewat lengkong, mau ambil duit. Rencana mau keluar lagi membeli makan. Tiba-tiba Rian diserang. Anak saya lari minta tolong masuk ke dalam rumah. Pintu saya tutup,” ceritanya kepada Jawa Pos Radar Semarang, Minggu (15/1).

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *