
Lato-lato ialah permainan yang dibuat berbahan plastik polimer. Permainan itu terdiri dari 2 bandulan pendulum yang dihubungkan oleh seutas tali atau benang nilon. Lantas, di sisi tengah tali ada sebuah cincin yang berperan sebagai pegangan untuk menggerakan ke-2 bandulan itu.
Lato-lato https://www.aa-tv.com/ salah satunya permainan tradisionil asal dari Amerika Serikat yang telah ada semenjak tahun 1960an yang banyak memiliki nama, salah satunya clackers, click-clacks, knockers, dan ada banyak kembali
Lato-lato dikenal juga bernama nok-nok dengan bahasa Sunda, dan dengan bahasa jawa permainan ini disebutkan dengan tok-tok. Pemberian nama dengan bahasa Sunda dan Jawa memang diambil dari suara yang diakibatkan permainan ini.
Artikel dengan judul “Bahasa Makassar Latto-latto Trending Karena Permainan Clakers Ball, Ini Maknanya” yang termuat situs detik.com mengatakan, Kata “latto” sebagai bahasa Makassar yang memiliki arti bunyi yang dikeluarkan dari 2 benda yang bertabrakan. Kata ini selanjutnya dipakai oleh warga Makassar untuk memberikan nama permainan clakers ball yang kembali meledak di Makassar.
Bahaya Bermain Lato – Lato Menurut Dokter
Dosen Sastra Wilayah Bugis-Makassar dari Kampus Hasanuddin (Unhas) Dr. Firman Saleh menerangkan orang Makassar mengatakan latto-latto, karena permainan itu memunculkan suara ketukan.
“Latto itu bunyi yang dikeluarkan karena 2 bentrokan benda hingga keluarkan bunyi,” terangnya.
Sementara perulangan kata lato-lato memvisualisasikan bunyi yang berulang-ulang dari permainan itu.
Permainan yang sempat terkenal pada zaman 80-90-an ini tidak diduga trend kembali ke awalnya tahun 2023. Sekarang ini, nyaris setiap saat setiap wilayah kedengar suara “tok tok”, pertanda dua bola lato-lato sama-sama beradu. Namun, warga terutamanya beberapa orangtua sekarang harus mengingati ke anak-anaknya supaya waspada saat mainkan lato-lato.
Urutan peristiwa Anak berinisial AN itu pulang ke rumah dengan mata merah setelah bermain lato-lato di dalam rumah temannya. “Saat itu AN kembali main lato-lato di dalam rumah temannya, terus sepulangnya saya saksikan matanya telah merah,” kata ayah korban, AJ, ke TribunePontianak.com, Sabtu (7/1/2023), diambil Kompas.com pada Minggu (8/1/2023). AJ menjelaskan, awalannya si anak malas bercerita peristiwa yang membuat matanya cedera.
“Saya rayu pada akhirnya ia narasi . Maka di saat main, lato-latonya pecah terus serpihannya tertanam di matanya,” tutur AJ. Selesai ketahui pemicu mata anaknya cedera, AJ dan bagian keluarga yang lain selekasnya bawa AN ke rumah sakit untuk mendapatkan pengatasan klinis. “Awalnya peristiwa itu kami membawa dahulu ke Kimia Farma selanjutnya memperoleh referensi ke RSUD Soedarso. Sesudah dirawat rupanya harus dioperasi dan berjalan mulus,” sebut AJ.
Keadaan saat operasi AJ menerangkan, keadaan anaknya sekarang mulai lebih baik selesai jalani operasi. Mata AN juga bisa menyaksikan walau penglihatannya masih tetap sedikit kabur. Saat ini sich mulai lebih baik, kami diberi obat tetes yang perlu teratur diberi, hanya penglihatan (AN) masih kabur dan matanya merah,” terangnya.
Baca Juga : Keterlaluan, Ria Ricis Ajak Moana Bermain Jet Ski Demi Konten
Bukan terjadi di sekolah Plt Kepala Sekolah SDN 07 Sungai Raya, Sulistini mengutamakan, peristiwa yang menerpa AN bukan terjadi di sekolah, tetapi di lingkungan tempat tinggalnya saat masa liburan sekolah. Hal inilah tegaskan karena info yang tersebar di sosial media menyebutkan mata AN cedera ketika bermain lato-lato di lingkungan sekolah. “Yang tersebar di sosial media itu sebetulnya bukan terjadi di sekolah. Saat itu (saya) cuma menghimbau saja ke beberapa guru untuk larang anak siswa bawa lato-lato ke sekolah dan peristiwanya tidak di sekolah,” ujarnya.
Fakta Dibalik Permainan Viral, Lato – Lato
1. Permainan Tradisionil
Lato-lato sebagai salah satunya tipe permainan tradisionil yang dapat diketemukan di indonesia. Lato-lato ini benar-benar iconic semenjak zaman 1990an, khususnya untuk warga yang tinggal di teritori perdesaan.
2. Bukan permainan asli Indonesia
Walau banyak diketemukan di Indonesia semenjak jaman dulu. Tetapi, rupanya permainan ini ada pertama kalinya pada 1960-an lantas mulai terkenal tahun 1970-an di Amerika. Di Amerika sendiri lato-lato dinamai clankers.
Permainan yang ini kenyataannya tidak bertahana lama karena makan korban jiwa. Selanjutnya di tahun 1970-an di Amerika Serikat, permainan ini sempat dilarang oleh penjabat sekolah di tempat.
3.Datang dari bahasa Bugis
Asal kata latto-latto sebagai panggilan permainan tradisionil yang dari bahasa Bugis. Di wilayah Makassar sendiri disebutkan dengan katto-katto dan, sementara di Pulau Jawa disebutkan dengan etek-tek.
4. Material Lato-lato dari kaca
Di awal keberadaannya, material lato-lato memakai kaca dan langkah memainkan yang dipandang benar-benar beresiko. Seringkali pemakai permainan ini membanting clackers dengan keras sampai pecahannnya membuat bersebaran dan berkenaan badan seorang.
Tetapi seiring waktu berjalan, material lato-lato mulai memakai plastik atau kayu. Hingga saat dimainkan jadi makin enteng dan semakin aman daripada lato-lato dari kaca.
5. Harga lato-lato fariatif
Harga lato lato sendiri berlainan sesuai tempat atau wilayah masing-masing. Permainan ini gampang diperoleh seperti pada toko kelontong, sosial media, supermarket atau online shop yang lain. Harga lato-lato cukup dapat dijangkau yakni berkisaran beberapa ribu sampai belasan ribu rupiah dimulai dari Rp.8.000 – Rp12.000.